Bali sebagai destinasi wisata memiliki segala jenis daya tarik. Mulai dari budaya hingga keragaman kuliner yang melegenda. Dari sate lilit hingga ayam betutu yang terkenal menunggu untuk dicoba. Namun tahukah Seikawan, ternyata hidangan tersebut menggunakan bumbu dasar yang sama yang disebut base genep. Yuk, cari tahu selengkapnya!
Base genep adalah peninggalan dan warisan leluhur sejak ribuan tahun lalu. Catatan mengenai base ini ditemukan dalam kitab lontar. Base sendiri merupakan bahasa bali yang artinya “bumbu” dan genep berarti “lengkap”.
Bumbu Base Genep sendiri merupakan bumbu dasar yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan khas Bali. Terdiri dari 15 jenis bumbu dan rempah-rempah. Base Genep memiliki empat unsur utama yaitu, cekuh (kencur), jahe, isen (lengkuas), serta kunir (kunyit).
baca juga: 4 Kuliner Unik dan Lezat Nusantara Berbahan Ikan Yang Jarang Orang Tahu
Keempat unsur utama tersebut biasanya dilengkapi dengan dua unsur lain yaitu tiga unsur tambahan yang terdiri dari dua unsur laut dan satu unsur pengunci.
Dalam proses pembuatan Base Genep masyarakat Bali tidak menggunakan perhitungan timbangan. Bahkan tidak ada skala perbandingan yang ditentukan dalam pembuatannya. Sebagai gantinya, para tetua dari masyarakat Bali membuat Base Genep dengan memanfaatkan jari.
Jari tengah digunakan untuk ukuran lengkuas, jari telunjuk untuk mengukur kunyit, jari manis sebagai perhitungan jahe, dan kelingking untuk kencur. Setengahnya kemudian merupakan jumlah bawang merah. Setengah jumlah bawang merah merupakan bagian untuk bawang putih.
baca juga: Jawada, Kue Rambut Khas NTT Sebagai Pencuci Mulut
Setengah bawang putih ditujukan untuk jumlah cabai. Setengah dari cabai ditujukan untuk kebutuhan rempah-rempah. Terakhir, garam serta terasi yang merupakan unsur laut. Dengan begitu terdapat 10 unsur yang mewakili simbol gunung dan laut pada bumbu genep Bali.
Bumbu genep yang dikenal sebagai usabe dalam catatan lontar masa lampau, di antaranya digunakan dalam pembuatan bebek betutu dan sate lilit. Bebek betutu menjadi salah satu hidangan yang selalu ada dalam upacara para raja di Bali. Bumbu base genep tidak hanya berfungsi sebagai penambah rasa tetapi sekaligus menghilangkan bau tak sedap pada daging bebek ketika dimasak.
baca juga: Mencicipi Kelezatan Rondo Royal: Kudapan Manis khas Jawa Tengah
Kuliner lainnya menggunakan bumbu genep, sate lilit, juga seringkali disajikan pada upacara adat maupun keagamaan. Hal tersebut dilakukan karena ada filosofi yang diyakini masyarakat dalam sate lilit. Ia menjadi simbol pemersatu bagi masyarakat Bali. Daging sate lilit yang dililitkan pada batang sereh melambangkan masyarakat Bali, dan batang sereh adalah pemersatunya.
Dari Bali, kita melihat bahwa rempah tidak hanya soal cita rasa. Rempah-rempah hingga hasil olahannya adalah sejarah dan filosofi bagi mereka. Base genep tidak hanya dibutuhkan dalam hidup masyarakat, namun turut dimaknai sebagai warisan kuliner yang berkelanjutan. Yuk Seikawan mari lestarikan kuliner Indonesia.
Smokin’ Indonesia!
baca juga: Dijamin Memanjakan Lidah, Ini 4 Kuliner Aceh Yang Hampir Punah