Idul Fitri merupakan salah satu hari raya paling penting bagi umat muslim di Indonesia. Selain tradisi seperti takbir keliling dan mudik, ada juga tradisi unik lainnya yang jarang dikenal namun sangat menarik untuk diikuti. Berikut deretan tradisi unik lebaran yang hanya di Indonesia.
Setelah sebulan berpuasa tentunya umat muslim ingin merayakan hari Lebaran setiap 1 Syawal. Setiap daerah memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Jika Seikawan sedang mudik, bisa ikut meramaikan tradisi unik berikut.
Grebeg Syawal, Yogyakarta
Grebeg Syawal adalah tradisi unik di Yogyakarta pada saat Lebaran. Tradisi ini dimulai sejak pada masa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, ketika para sultan membagikan makanan kepada rakyat jelang perayaan Idul Fitri. Saat ini, tradisi ini masih terus dilakukan di Yogyakarta.
Pada pagi hari pertama Idul Fitri, ribuan orang berkumpul di depan Keraton Yogyakarta untuk menyaksikan parade yang diikuti oleh raja-raja dan kerabat kerajaan. Mereka membawa beras, sayuran, dan makanan tradisional lainnya, dan membagikannya kepada rakyat yang hadir. Grebeg Syawal menjadi simbol kerukunan dan persaudaraan antara raja-raja dan rakyat.
baca juga: Dijamin Nagih, 3 Resep Berbuka Ini Terbuat Dari Sei Sapi
Perang Topat, Lombok
Perang Topat adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tradisi ini dilakukan pada hari keenam Idul Fitri, di mana dua kelompok dari umat Islam dan Hindu saling melempar ketupat. Sebelum melaksanakan Perang Topat, warga Lombok berziarah terlebih dulu ke makam para ulama.
Mereka saling melempar ketupat sebagai simbol toleransi antar umat beragama di Lombok. Tradisi ini juga dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
baca juga: Kiat Memaksimalkan Ibadah di 10 Hari Terakhir Ramadan
Pukul Manyapu, Maluku
Pukul Sapu adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di desa Morela dan desa Mamala, Maluku Tengah. Tradisi ini dilakukan pada hari ketujuh Lebaran. Meskipun dianggap ekstrim dan membahayakan para anggotanya, namun menjadi salah satu cara yang mampu menjalin ikatan silaturahmi antara kedua desa dengan baik.
Seusai penyelenggaraan tradisi yang telah dilestarikan sejak abad ke-17 ini, setiap pemuda mendapatkan pengobatan secara khusus dari desanya karena punggung para pemuda akan mengalami kulit sobek hingga berdarah-darah. Pemuda yang berasal dari desa Morela akan memperoleh getah jarak sebagai obat penyembuh luka, sementara pemuda yang berasal dari desa Mamala menerima obat penyembuh luka yang terbuat dari minyak kelapa yang dicampur dengan pala dan cengkeh.
baca juga: Toleransi dan kehidupan muslim di NTT saat Ramadhan
Bakar Gunung Api, Bengkulu
Suku Serawai di Bengkulu juga menyambut Idul Fitri dengan sebuah tradisi bernama Ronjok Sayak atau yang dikenal Bakar Gunung Api dengan menyusun batok-batok kelapa menyerupai tusuk sate hingga menjulang tinggi, lalu kemudian dibakar di depan rumah masing-masing pada malam takbiran.
Tradisi ini yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini membakar batok kelapa tersebut sebagai sebuah simbolis atas ungkapan syukur kepada Sang Khalik
Beragam tradisi unik lebaran di Indonesia menunjukkan betapa beragamnya keanekaragaman budaya dan adat istiadat di Indonesia. Tradisi-tradisi tersebut juga menjadi bukti kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan dijaga. Namun, dalam mengikuti tradisi sebaiknya tetap menjaga nilai-nilai agama. Semoga Seikawan dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan. Amiin. #SelanglahLebihBerkah
baca juga: Ini Kiat Menjaga Semangat Ibadah di Akhir Ramadan