Kekayaan kuliner suatu daerah sering kali menjadi cerminan dari keberagaman budaya dan tradisi yang ada. Sayangnya, seiring dengan perubahan zaman, beberapa hidangan tradisional cenderung terlupakan. Di provinsi Aceh, terdapat sejumlah kuliner yang sudah jarang ditemui, tetapi memiliki cita rasa yang sangat khas dan unik. Mari Seikawan kita menjelajahi empat kuliner Aceh yang memanjakan lidah.
Ie Bu Peudah
Ie bu peudah adalah masakan yang diolah dari 44 macam jenis dedaunan hutan. Dimasak dengan campuran lada, kunyit, lengkuas, dan bawang putih. Adonan rempah itu kemudian dicampur dengan beras dan kelapa yang telah diparut. Rempah yang digunakan sebagai bumbu itu memang berasa sedikit pedas. Karena itu, kemudian makanan ini disebut ie bu peudah, atau air nasi pedas.
Rasa ie bu peudah hampir sama seperti bubur kanji rumbi, atau bubur ayam. Tapi ada yang khas, rasa pedasnya. Selain itu kuliner Aceh satu ini hanya bisa ditemui saat bulan Ramadan. Ramuan dedauanan yang bercampur jahe, kunyit dan lada dapat membuat orang yang mencicipinya segar dan bertenaga.
baca juga: 4 Kuliner Unik dan Lezat Nusantara Berbahan Ikan Yang Jarang Orang Tahu
Boh Puniaram
Boh Puniaram atau Boh Peune Aram adalah makanan khas yang berasal dari daerah Aceh, tepatnya di Aceh Besar. Kadang, penulisan “puniaram” dipenggal menjadi “Puni Aram”. Makanan ini biasanya dihidangkan saat acara kematian, dikarenakan proses pembuatannya yang mudah dan sederhana.
Sekilas kuliner Aceh ini mirip dengan perkedel, namun berbeda dalam hal bahan utama yang digunakan. Jika perkedel umumnya terbuat dari kentang, daging dan sayuran, maka Boh Puniaram terbuat dari parutan kelapa.
Proses pembuatannya adalah dengan cara mencampurkan parutan kelapa dengan bumbu seperti lada, serai, daun jeruk dan bawang merah serta bawang putih, kemudian dicampur dengan telur lalu dibentuk bulat pipih dan digoreng hingga matang.
baca juga: Tak Hanya Nikmat, 6 Kuliner NTT Ini Wajib Kamu Coba
Kuwah Pliek
Kuwah Pliek adalah salah satu kuliner mirip gulai yang berasal dari Aceh. Masakan ini memiliki bahan dasar ampas dari sisa minyak kelapa tua yang telah melalui proses pemerasan minyaknya. Pada umumnya, masakan ini dilengkapi dengan daun dan buah melinjo, kacang panjang, kacang tanah, daun pepaya, daun singkong, rebung, dan kadang disajikan dengan chu (sejenis siput yang hidup di sungai).
Dalam praktiknya, masyarakat Aceh juga menambahkan sayuran lain untuk masakan ini seperti kacang panjang, pepaya muda dan nangka muda. Selain itu untuk menguatkan rasa, asam sunti (belimbing wuluh yang dikeringkan setelah dikukus bersama garam) ditambahkan pula sebagai bumbu khasnya. Masakan ini biasanya disajikan dalam beberapa acara dalam lingkungan masyarakat Aceh, seperti hajatan.
baca juga: Lumer di Mulut, Sensasi Piscok Eskrim untuk Segarkan Harimu
Keukarah
Keukarah atau karah adalah kudapan yang terbuat dari campuran tempung dan santan berbentuk lembing berukuran satu telapak tangan orang dewasa. Kue ini adalah salah satu jajanan khas Aceh yang mirip dengan serabut atau sarang burung. Rasanya sangat renyah, manis, garing, dan rapuh. Karena bentuknya yang unik, kue ini sering dijadikan oleh-oleh yang bisa dibawa ke mana saja.
Penyajian kue ini sering dijumpai pada pesta pernikahan sebagai hantaran dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Selain itu menjelang hari raya atau acara adat dan Kenduri Aceh,kue ini juga tak pernah absen dalam penyajian kudapan. Penyajian kudapan ini juga dapat ditemui pada acara penyambutan tamu atau sebagai teman minum teh.
Itulah 4 kuliner Aceh yang sudah jarang ditemui dan bisa memanjakan lidah Seikawan. Mari terus lestarikan kuliner Nusantara seperti Se’i Sapi dengan berkunjung ke outlet Seilera.
baca juga: 5 Bahan Masakan Dari Berbagai Negara Yang Ternyata Melewati Proses Pengasapan