Pengasapan adalah salah satu metode pengawetan makanan tertua yang ada di dunia. Dibandingkan dengan teknik penggaraman, metode pengasapan memiliki aroma dan cita rasa tersendiri. Saat ini proses pengasapan daging dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Buat Seikawan yang suka daging asap, berikut ini 5 fakta pengasapan daging yang jarang orang tahu.
1. Menggunakan kayu tertentu

Daging yang diasap menggunakan panas dari asap dari pembakaran kayu dan tidak diletakkan dekat dengan api agar tidak terbakar. Pengasapan dapat menambah rasa dan mempercantik warna daging melalui reaksi Maillard. Proses pengasapan sendiri tidak boleh menggunakan sembarang kayu lho Seikawan.
Jenis kayu yang digunakan untuk pengasapan daging dapat mempengaruhi aroma dan cita rasa dari daging itu sendiri. Umumnya proses pengasapan daging menggunakan kayu yang sudah dikeringkan. Jenis kayu yang sering dipakai yaitu kayu dari pohon apel, cherry, plum dan oak karena memberikan rasa manis yang pas untuk daging. Kayu pohon cherry misalnya memberikan warna pink dan rasa manis pada daging, sementara kayu mapple memberikan warna merah kecoklatan pada daging asap. (smokai.com)
Di Indonesia sendiri banyak menggunakan kayu yang tumbuh di daerah tropis seperti kayu rambutan dan kelengkeng. Terkadang untuk menambah daging yang lebih juicy juga disemprotkan cuka apel pada saat pengasapan.
Baca juga: Proses Ilmiah dibalik proses Pengasapan Daging
2. Berusia ribuan tahun

Daging asap adalah hasil dari metode pengolahan daging buruan yang berasal dari Era Paleolitik. Era Paleolitik adalah zaman yang memiliki ciri khas berupa perkembangan alat-alat batu. Masa ini berlangsung seikitar 3,3 juta tahun lalu hingga sekitar 11.650 tahun lalu. (The Herald, smoked food)
Dikarenakan hidupnya yang berpindah-pindah dan sangat tergantung dengan stok makanan di alam, manusia pada era Paleolitik melakukan pengawetan daging buruan dengan cara di asap pada kayu atau batu. Proses pengawetan daging ini mulanya dilakukan penggaraman dan kemudian digantung untuk menghindari lalat dan jamur. Seiring ditemukannya api dan alat-alat dari batu, maka proses pengasapan pun semakin berkembang. (historytoday)
baca juga: Proses Ilmiah dibalik proses Pengasapan Daging Se’i Sapi
3. Bisa membunuh bakteri
Salah satu manfaat penting dari proses pengasapan adalah matinya mikroorganisme yang ada pada daging. Itulah kenapa orang jaman dahulu tetap sehat dengan mengkonsumsi daging yang telah diawetkan selama berbulan-bulan. Fungsi penambahan garam pada saat curing atau marinasi daging juga membantu daging lebih awet. (encyclopedia.com)
Secara prosesnya daging asap dapat membunuh bakteri melalui tiga mekanisme. Pertama, suhu panas yang mencapai 240 °F atau 115 °C selama berjam-jam dapat membunuh bakteri. Kedua, senyawa kimia dalam asap memiliki efek antimikroba. Ketiga, permukaan daging yang tidak basah menjadi tempat yang tidak cocok untuk bakteri bisa tumbuh. (uax.edu)
baca juga: Tak Hanya Nikmat, 6 Kuliner NTT Ini Wajib Kamu Coba
4. Pengasapan bersuhu rendah (Cold smoking)

Teknik pengasapan memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah pengasapan bersuhu rendah antara 20 to 30 °C (68 to 86 °F). Teknik pengasapan ini digunakan bukan untuk mematangkan atau mengawetkan makanan, tetapi lebih kepada menambah aroma asap dari suatu masakan.(hotsmoked.co.uk)
Pengasapan bersuhu rendah biasa dipilih untuk meningkatkan cita rasa dan aroma dari keju, kacang-kacangan dan daging. Masakan yang menggunakan cold smoking harus dipanggang, dikukus atau disautee sebelum dimakan. Sayangnya menurut peneliti makanan, proses cold smoking ini hanya boleh dilakukan oleh profesional dengan sertifikat HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). (amazingribs.com)
baca juga: 5 Hal Yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Makan Sei Sapi
5. Butuh keahlian khusus

Mengasap daging terdengar seperti proses yang sederhana, namun ternyata tanpa pengalaman dan keahlian khusus proses mengasap daging bisa menjadi gagal. Mengasap daging menggunakan smoker atau alat pengasap berbeda dengan proses mengasap daging secara tradisional di ruang terbuka. Ketika diasap dengan smoker, daging tidak boleh terlalu sering dibuka karena suhu bisa turun.
Sewaktu pengasapan berlangsung, makanan harus dijaga agar seluruh bagian makanan terkena asap. Waktu pengasapan sangat bergantung pada ukuran potongan dan jenis daging. Api perlu dijaga agar tidak boleh terlalu besar. Bila suhu tempat pengasapan terlalu panas, asap tidak dapat masuk ke dalam daging. Untuk mengecek tingkat kematangan pun tidak bisa sekedar membuka smoker dan melihat dengan mata, tetapi harus dengan mengecek suhu internal dengan termometer. (bestsmokerinfo)
Baca juga: 3 Resep Sei Sapi yang Bisa Seikawan Coba di Rumah
Nah kebayang kan Seikawan, betapa panjang dan sulitnya proses pengasapan daging mulai dari pemilihan daging berkualitas, marinasi hingga pengasapan berjam-jam. Buat Seikawan tak perlu se’isulit itu untuk menikmati daging asap Se’i Sapi dari Seilera yang smoky, juicy dan lembut.
Enjoy your Seilera! Shop Now
#seilera #seilerajkt #seileraexpress #seisapi #seiayam#seilidah #jktfoodbang #makananindonesia #makanmalam #infokuliner #kulinermalam #kulinerjakarta #foodies #kulinerindonesia
Pingback: Ternyata Ini Rahasia Dibalik Kelezatan Sei Sapi yang Viral - SEILERA