Sudah bukan rahasia lagi bahwa Flores memiliki kekayaan wisata yang luar biasa. Selain Labuan Bajo, Kelimutu dan Wae Rebo, pulau Flores juga memiliki kampung adat tertua yaitu Kampung Bena. Buat Seikawan yang hobi menyeduh kopi, kampung ini adalah salah satu penghasil kopi terbaik di Flores lho.
Kampung Bena merupakan sebuah kampung wisata yang terletak di Desa Tiwu Riwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Nama Bena berasal dari nama suku asli pertama yang berdiam di daerah itu. Namun begitu banyak cerita tentang asal muasal kampung purba yang diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun lalu itu.
Terletak di kaki Gunung Inerie (2.245 mdpl), kampung yang memanjang dari utara ke selatan ini terkenal dengan rumah adat Bena dan artefak yang merupakan peninggalan tradisi nenek moyang mereka. Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa. Menurut penduduk kampung ini, mereka meyakini keberadaan Yeta, dewa yang bersinggasana di gunung ini yang melindungi kampung mereka.
Pada bagian tertingginya atau di ujung kampung, berbatasan dengan tebing terjal. Disana Seikawan dapat melihat dengan jelas 40 rumah yang saling berhadapan.
baca juga: Mengenal Roti Kompyang, Roti Khas NTT yang Mirip Burger
Secara arsitektur, rumah adat tradisional masyarakat Bena beratap alang-alang dengan lantai yang merupakan padu padan dari batu-batu gunung. Ini sekaligus menjadi bukti, bahwa kampung ini merupakan sisa peradaban megalitikum yang masih bertahan. Secara struktur geografis, kontur kampung ini berundak. Sebagian rumah penduduk terletak di bawah, sementara sebagian lainnya terletak di atas, yang dibatasi dengan tanah lapang tempat diadakannya acara adat.
Pada area tengah kampung terdapat Nga’du dan Bha’ga, yang merupakan simbol hubungan kekerabatan antara leluhur dan generasi itu hingga seterusnya. Nga’du yang bermakna simbol nenek moyang laki-laki, bentuknya menyerupai sebuah batu runcing yang menjulang. Sedangkan Bha’ga berati symbol nenek moyang perempuan, fisiknya secara umum menyerupai bentuk miniatur rumah.
Kampung yang tersohor dengan bebatuan megalitikum ini juga terkenal sebagai penghasil kopi terbaik di Flores, kopi Bajawa. Masyarakat adat pun menyebut biji pahit ini sebagai buah bena. Penduduk Bena termasuk ke dalam suku Bajawa dimana kamum laki-laki bekerja sebagai petani dan perempuannya sebagai penenun. Khusus untuk wanita di Bena, mereka wajib untuk memiliki keahlian menenun dengan bermotifkan kuda dan gajah sebagai ciri khasnya.
Secara umum, ada 9 suku yang menghuni rumah-rumah adat di Kampung Bena, yakni Bena, Dizi Azi, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa, dan Ago. Setiap suku tinggal pada deretan undakan yang berbeda. Oleh karenanya, jika Seikawan berkunjung ke sana, akan menemui sembilan undakan tersebut.
baca juga: Ragam Olahan Daging Asap dari Berbagai Negara yang jarang Orang Tahu
Suku Bena, yang dianggap suku paling tua dan pendiri kampung, tinggal di undakan tengah. Ikatan adat dari kampung ini lebih luas lagi, karena ada ribuan jiwa yang merupakan keturunan warga Bena bermukim di luar kampung adat. Warga kampung Bena menganut kekerabatan dengan mengikuti garis keturunan pihak ibu. Sementara lelaki Bena yang menikah dengan wanita suku lain maka akan menjadi bagian dari klan istrinya.
Jarak Kampung Bena kurang lebih 19 km dari pusat kota Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Untuk mencapainya bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jika Seikawan berangkat dari Labuan Bajo, maka bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jasa travel ke kota Bajawa. Sampai di Bajawa, bisa dilanjutkan dengan menggunakan jasa ojek dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam.
Kampung Bena dibuka untuk para wisatawan mulai pukul 8:00-17:00 WITA. Ketika masuk, Seikawan cukup mengisi buku tamu dan memberikan donasi seikhlasnya. Donasi sebaiknya menggunakan uang kertas karena uang koin tidak digunakan oleh masyarakat Kabupaten Ngada.
Karena lokasinya yang relatif terpencil, Seikawan tentu tak bisa menemukan penginapan di sekitar perkampungan Bena. Para wisatawan biasanya memilih menginap di Bajawa karena jarak tempuh ke Kampung Bena tidak jauh. Jika menginap di Bajawa, pastikan membawa pakaian hangat karena suhu di kota Bajawa cukup dingin terutama pada malam hari.
Tak perlu jauh-jauh ke Flores, Seikawan juga bisa menikmati Kopi Flores yang terkenal nikmat hingga ke mancanegara. Kopi Flores Seilera hadir dalam dua varian yaitu Es Kopi Susu Flores dan Kopi Tubruk Flores. Biji kopi asli Golo Pau, Flores ini memiliki notes menyegarkan dengan rasa cokelat di bagian akhirnya. Rasa unik ini bisa kamu dapatkan di outlet Seilera Bintaro, BSD, dan Seilera Express Menteng.
baca juga: Rahasia Dibalik Kain Tenun NTT yang Eksotis
Sumber: IndonesiaKaya, Kemenparekraf,
Pingback: Rahasia Dibalik Kain Tenun NTT yang Eksotis - SEILERA
Pingback: Mengenal Roti Kompyang, Roti Khas NTT yang Mirip Burger - SEILERA
Pingback: 5 Aktivitas yang Bikin Liburan Di Rumah Jadi Menyenangkan - SEILERA
Pingback: Suka Nyeruput Kopi? Ini 4 Alasan Kopi Flores Jadi Primadona - SEILERA
nice inpo min, smoga bisa jalan-jalan ke flores